Kamis, 25 Desember 2008

OUR JOURNEY TO GET A BABY-01

Assalamualaikum Friends...
Seperti yang saya tulis di profile bahwa kami belum dikarunia momongan. Awalnya sih tentu cedih cekali ya...Hiksss...Tapi udah berusaha (Insya Allah) semaksimal mungkin. Hanya saja Allah memang belum berkenan menganugerahkannya kepada kami. Padahal kalau dipikir-pikir... Secara finansial Insya Allah kita selalu merasa cukup dengan rizki yang Allah beri (yang penting bersyukur ajalah dengan apa yang ada). Trus...ilmu tentang mendidik anak juga kami pelajari jauh sebelum menikah. Bukannya kami merasa sudah pinter, tapi setidaknya khan kita harus belajar apa-apa yang menjadi hak dari anak-anak kita kelak. Bukankah hak anak adalah kewajiban kita yang harus ditunaikan kepada mereka?
Sering saya mikir, kenapa ya Allah kasih anak dengan mudahnya kepada orang yang belum siap? Misalnya ada orang yang baru sekali "berbuat" aja langsung jadi. Seperti yang terjadi pada pasangan yang belum mengantongi surat nikah. Atau ada keluarga yang secara ekonomi kurang mapan, kok anaknya bunyaaak. Banyak juga pasangan yang belum siap (entah yang udah terikat pernikahan atau yang baru terikat perpacaran), tapi mudah memiliki anak. Sampai-sampai bayi yang masih merah itu dibuang (geraaam sekali,uuhhh). Jangankan yang udah nongol ke dunia, yang masih dalam perut ibunya aja dihilangkan secara paksa alias aborsi. Astaghfirullah...
Buat kami, memiliki anak secepatnya adalah salah satu tujuan pernikahan. Namun taqdir berkata lain... Allah Mahatahu mana yang terbaik buat hamba-Nya. Masa' dikasih sesuatu yang paling baik kok enggak mau sih? Kita ngotot sama orang, mungkin orang itu akan kasih sesuatu yang kita minta. Kayak perampok yang ngotot minta harta, pasti dikasih secara sungguh tidak ikhlas atau terpaksa. Apalagi diiringi dengan acungan golok atau senjata api. Lha...kalau ngotot sama Allah mana bisa-lah...
Cuman sih... Namanya manusia khan harus tetap berusaha mendapatkan apa yang menjadi idamannya. Sudah berusaha berobat tetapi Allah belum berkehendak, ya ikhlas aja. Pasti Allah punya rencana lain dibalik lambatnya kehadiran momongan. Betul gaaak? (betuuuul)
Sekarang kami sedang mencoba menjalani program bayi tabung. Semoga lewat proses ini, Allah berkenan memberikan keturunan. Sejauh ini masih sebatas konsultasi dokter. Insya Allah hari Senin baru menjalani blood test.
Kami patut bersyukur karena dibantu oleh Dr. Ilyas Khan (kawan suami) yang juga seorang dokter Hamad Hospital. Beliau adalah dokter ahli dari Pakistan. Tanpa bantuannya, mungkin proses untuk bertemu dokter ahli IFV akan sangat lama. Biasanya harus melewati dokter "yunior" dulu serta prosedural yang lainnya. Saya sering baca di Qatarliving, mereka mengeluhkan prosedural yang katanya bad, but the doctor is good.
Begitu berjumpa dengan Dr Shahatta (senior dalam bidang IVF). Saya bilang ke dokter itu, bahwa saya jadi deg-degan melihat wajah seriusnya itu. Tepatnya sih wajahnya yang berlipat-lipat, dengan tatapan mata yang berusaha keras melewati sepasang kaca matanya. Jadi inget kayak orang yang lagi kesurupan deh matanya, separuh putih n separuh hitam. Hwiiihhh...syerrrem. Selesai saya ngomong gitu, eh dokternya langsung ketawa sambil bilang "am I too handsome for you, lady? He he he. Suasana mulai mencair. Beliau langsung nanyain apa yang saya ketahui tentang bayi tabung ini. Saya jawab seadanya aja berdasarkan apa yang saya ketahui lewat internet. Terus beliau nanyain, ada hal-hal yang perlu diketahui gak? Terus blaa..blaa..blaa
Akhirnya selesai juga appoinment hari itu. Senin nanti datang lagi buat blood test, terus nunggu hasilnya n nunggu tlp dari bagian yang arrange janjiannya.
Oce deh...ntar saya kasih tau kalau udah ada kabar terbaru yaaa..
Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Suka atau Tidak Suka, Kasih Komentar yaaa...