Sabtu, 27 Desember 2008

Mengutip Rizki Disela-Sela Pekerjaan

Assalamualaikum Friends...

Di sebuah pagi semasa awal musim dingin... Kami berdua tiba-tiba punya rencana untuk pergi ke Corniche. Dengan berbekal perut kosong serta handycam, kami menyusuri teluk Qatar yang kalau malam hari terlihat sangat indah. Keindahan tsb tak terlepas dari pernik lampu menghiasi bangunan yang tampaknya berada mengelilingi Corniche itu.

Pukul 6:30 kami tiba di sana. Matahari sedikit menyembul, membiaskan kecantikan sinarnya. Carens kami parkir di depan patung Orry yang menjulang tinggi. Dia adalah maskot dari ASIAN GAMES pada bulan Desember 2006. Saya tidak tahu persis berapa meter tingginya. Ntar kalau dapat informasinya, Insya Allah saya sampaikan ya..

Suami menguasai handycam, membuat saya menjadi gemas. Bagaimanapun, saya juga pingin nyalurin bakat ngrekamografi. He he he. Maksa amat sih biar sama dengan fotografi. Akhirnya daripada enggak tersalurkan sama sekali, maka saya menggunakan N95 8GB. Lalu lalang orang dengan tujuannya masing-masing. Ada yang memang berniat untuk berolah raga. Terbukti dengan kostum yang dipakai, lengkap dengan sebotol air mineral ditangannya. Tak sedikit pula wanita arab yang tetap mengenakan abaya dengan semangatnya berjalan cepat. Umumnya mereka tidak sendirian, minimal berdua dengan kawannya.

Setelah puas berfoto-berekam ria, kami menuju kedai yang tak jauh dari tempat parkir tadi. Saya lihat lebih dari sepuluh orang pekerja duduk di tugu pembatas antara daratan dengan lautan. Rupanya mereka sedang menunggui bebebrapa kawannya yang asyik nyemplung di laut... Dilihat dari fisik dan bahasanya, agaknya mereka berasal dari Nepal. "tuh orang lagi pada ngapain ya, bang?", tanya saya sama suami. "udah, jangan diliatin ntar GR pula", jawabnya. Ihhh, si abang ini tak tahukah kalau saya lagi penasaran.

Tapi akhirnya suami memutuskan untuk mengamati mereka juga. Ow-ow...rupanya mereka mengumpulkan kerang yang berserakan di bibir laut. Suaranya riuh tertawa begitu mendapatkan kerang dalam jumlah banyak. Matanya yang sipit hampir tidak kelihatan lagi, bercakap-cakap dengan sesama kawannya yang entah apa artinya. Ya Allah...padahal kulihat sebuah pekerjaan yang berat sedang menanti mereka.

Sekumpulan pekerja yang menggunakan seragam biru (layaknya anak STM yang sedang praktek di bengkel) beranjak dari kegitannnya tadi. Beberapa kantong kerang berada ditangannya. Suami saya bertanya dengan bahasa isyarat, buat apa-an tuh? Mereka menjawab, katanya buat dimakan (tentunya dengan bahasa isyarat juga). Lumayan, mengingat kerang khan harganya relatif mahal dibanding dengan ikan dan udang.

Merekapun bubar, orang-orang yang sedang menonton pun bubar.... Sementara saya masih termangu memandangi mereka. Apalagi ada diantaranya yang menemukan sebungkus permen di tanah, kemudian memungut dan tanpa segan menelannya. Ada pula seorang Nepali berbadan kurus tetapi sedikit jangkung memungut sebuah botol mineral. Saya berpikir, apakah dia juga akan meminum sisa air yang ada di dalam botol itu? Syukurlah, ternyata dia kemudian mengeluarkan isinya. Mungkin dia hanya ingin memanfaatkan botol kosong itu. Bisa jadi dia menjadikannya sebagai tempat penampungan air minum untuk bekal kerjanya. Begitu peluit berbunyi yang nampaknya berasal dari ketua regu itu, mereka kemudian beramai-ramai menyeberang jalan. Di sana, sebuah gedung menjulang menanti untuk diselesaikan. Sebuah pekerjaan yang sangat berat karena memerlukan tenaga yang banyak. Akan tetapi, gaji yang mereka dapat menurut saya kurang sebanding...Ya Allah, jika dibandingkan dengan nikmat yang telah kami peroleh dari-Mu...maka nikmat mana lagi yang hendak kami sembunyikan sehingga kami tidak mensyukurinya...?
Begitu berharganya sebutir permen dan sebuah botol kosong buat mereka. Begitu kreatifnya mereka memanfaatkan hadiah dari alam, berupa kerang yang diperolehnya secara gratis itu asalkan mau berusaha mendapatkannya...
Untuk Nepali di pagi hari itu, terima kasih karena telah mengajarkan arti kehidupan buat kami, terutama saya pribadi...Pelajaran hidup memang bisa datang dari siapapun, kapan saja dan lewat bentuk apa saja...
Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Suka atau Tidak Suka, Kasih Komentar yaaa...