Sabtu, 29 Agustus 2009

Rizki Yang Luas

Assalamualaikum Friends...
Alhamdulillah....jari-jari ini masih bisa "memukul" keyboard. Menghadirkan cerita ringan untuk kita semua. Kalau saja tidak saya tulis, mungkin beberapa kejadian dalam kehidupan saya jadi terlupakan deh.
Mata ini masih bisa melihat warna benda, cahaya di dunia dan wajah terkasih. Termasuk bisa membaca blog kawan-kawan @ngin yang top markotop. Kaki dan tangan masih dipake untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Memasak, mencuci, menyetrika termasuk memijit dan mengerok suami kalau beliau lagi masuk angin. He he he. Lidah juga masih satu lembar euuuy, belum bercabang kayak ular. Naudzubillahi min dzaaliiik. Semoga lidah ini terjaga dari pekerjaan (perkataan) yang bisa membuat seluruh tubuhku terpanggang api neraka. Amiin ya Allah...
Alhamdulillah...betapa luasnya nikmat Allah itu. Tapi terkadang diriku ini, Friends... sering lalai dengan keberadaan nikmat itu. Mata yang melihat, lupa disyukuri. Padahal dengan kedua mata itulah kita melihat indahnya dunia. Telinga yang mendengar, sering terlupa. Padahal dengan telinga inilah kita bisa mendengar betapa merdunya suara ibu bapak kita, suami/istri, anak-anak dan orang terkasih kita. Lisan pun lalai untuk disyukuri. Sempurnanya tangan dan kaki, terlupa untuk disyukuri. Padahal dengan anggota tubuh itulah kita bisa sempurna menjalani hidup dengan segala hiruk-pikuk aktifitasnya. Kelima indera kita, terlupa pula untuk disyukuri... padahal jika salah satu indera itu tidak berfungsi, hidup ini terasa hambar. Seperti hilangnya indera pengecap yang merasai manisnya madu. Seperti indera peraba yang merasai lembutnya sutra.
Ya Allah.... hamba masih banyak belajar bersyukur dari kalian semua, Friends... Mata ini masih kerap digunakan untuk melihat sesuatu yang bukan hak kita (untuk melihatnya). Telinga ini...ya kedua telingaku yang sempurna ini sering diperdengarkan sesuatu yang tak layak untuk didengar. Sedangkan lisan ini tak seharusnya berkata-kata kotor dan menyakiti sesama. Apalagi tangan dan kaki, bukannya dipakai untuk beribadah tapi dipakai untuk bermaksiat kepada-Mu.
Seharusnya...anugerah-anugerah tersebut mampu mendorong hamba untuk lebih taat kepada Allah. Betapa banyak nikmat yang telah Engkau beri wahai Allah....
Tak hanya sempurnanya fisik ini... Tapi kebahagiaan yang sering Engkau selipkan ke hati ini, sepatutnya hamba syukuri... Tak mampu hamba yang kerdil ini menghitungnya... Bahkan jika hamba meminta bantuan Accountant pun tak ada yang bisa me-rekapitulasi nikmat yang telah Engkau beri. Kalkulator tercanggih di dunia juga tak mampu menghitung segala apa yang telah Allah anugerahkan kepada hamba...
"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.s. an-Nahl: 18).
Pantaskah hamba masih bermaksiat kepada-Mu wahai Allah? Pantaskah jika hamba mengakhirkan sholat, malas membaca Alquran dan sayang untuk mengeluarkan sedekah? Tak pantasss, sungguh tidak pantas. Ibaratnya, Engkau adalah majikan dari seorang upahan. Beranikah jika orang upahan itu tidur bersantai-santai di depan sang majikan? Beranikah jika orang upahan berkata "tidak" saat majikannya memerintahkan sesuatu...?
Ya Allah...bimbinglah hati ini untuk menjadi hamba yang pandai mensyukuri nikmat. Tetapkan diri ini diatas Fitrah agama yang suci ini. Ya Allah, sesungguhnya janji-Mu benar terhadap orang-orang yang bersyukur...


رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“..Rabbi aw zi’niy an asykura ni’matakallatiy an’amta ‘alayya wa’alaa waalidayya wa an a’mala shaalihan tardhaahu wa ashlihliy fii dzurriyyatiy inniy tubtu ilayka wa inniy minal muslimiin..”

“Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni`mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”. (Q.S. Al-Ahqaf : 15)

“Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”.
(QS. An-Naml, 27 : 40)
-------------------------------------***********----------------------------------------
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”
(Q.s. Luqman, 31 : 12)

Fabiayyi aalaa rabbikumaa tukadzdzibaan?

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?


4 komentar:

  1. wah, yang terakhir itu...ayat favoritku!!!

    BalasHapus
  2. @Elsa:
    Oh ya? walau singkat tapi maknanya dalam ya... Semoga kita mampu mensyukuri sekecil apapun nikmat itu

    BalasHapus
  3. @UmmuAbdurrahman:
    Hihihihi.Makacih,bukk.kapan dikau penuhin MP-nya dg artikel2dikau yg menggigit itu?

    BalasHapus

Suka atau Tidak Suka, Kasih Komentar yaaa...