Minggu, 23 Agustus 2009

KISAH SELIMUT YANG LEBIH BERAT DARI PINTU BESI

Assalamualaikum Friends... Apakah Friends termasuk orang yang kuat? Kuat menahan beban berpuluh-puluh bahkan beratus kilogram. Kuat memindahkan lemari buku yang besar sendirian tanpa bantuan orang lain. Atau menarik truk dengan rambutnya. Kuat berlari atau mengayuh sepeda berkilo-kilo jauhnya. Banyak...banyak yang bisa melakukan hal yang saya sebutkan diatas. Seorang atlet bisa mengangkat beban puluhan bahkan ratusan kilo. Limbad (salah satu pemenang The Master) mampu menarik mobil dengan rambutnya (kalau saya tidak salah sih...). Para penganut ilmu fakir (salah satu aliran sulap/sihir dari India yang sering beraksi ekstrim) mampu melakukan hal-hal yang dianggap tak wajar. Seperti menarik truk dengan tali yang dikaitkan ke kelopak matanya (sumber artikel atau gambarnya cari sendiri ya...). Lari kiloan meter, mengayuh sepeda berkilo-kilo biasa dilakukan oleh olahragawan. Tapi, jika malam yang dihabiskan pada hangatnya selimut halus, empuknya kasur yang lembut. Apalagi sebelumnya perut kenyang dengan makanan yang enak, seranjang dengan orang terkasih...Mungkin membuat kita sangat susah untuk beralih turun. Mengangkat selimut sangaaat berat bagi kita. Lebih berat dari barbel yang biasa kita angkat. Lebih berat dari truk yang bisa ditarik oleh rambut. Lebih berat dari perabotan rumah yang biasa kita geser-geser jika bosan dengan posisi semula. Lebih berat dari mengayuh sepeda atau lari maraton. Jika Shubuh tiba, banyak diantara kita (termasuk saya) susah untuk bangun sesegera mungkin. Hangatnya selimut membuat kita betah dilingkupinya. Takut jika kulit kita ini diterpa dingin yang menggigit. Malas membuka mata, apalagi sedari malam tidur dengan lampu yang dimatikan membuat kita semakin nyenyak. Takut kenikmatan tidur terlindas oleh guyuran air sejuk. Rasanya selembar selimut itu lebih berat dari sebuah pintu besi. Ugghhh! Dezighhhh!. Jika Allah menjanjikan seperti ini:
1. Jaminan Masuk Surga dan Selamat dari Neraka

مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْجَنَّةَ (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ وَفِي رِوَايَةِ مُسْلِمٍ قَالَ) لَا يَلِجُ النَّارَ مَنْ صَلَّى قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَغُرُوبِهَا

“Barang siapa yang shalat di dua waktu (Shubuh dan Ashar) yang sejuk maka dia akan masuk surga.” (al-Bukhari dan Muslim). Dan dalam riwayat Muslim beliau bersabda, “Tidak akan dijilat api neraka seseorang yang shalat sebelum Matahari terbit dan sebelum tenggelam.”

2. Disaksikan Malaikat

Allah swt berfirman, “Dirikanlah shalat dari sesudah Matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (al-Isra’:78)

يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلَائِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلَائِكَةٌ بِالنَّهَارِ وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ ثُمَّ يَعْرُجُ الَّذِينَ بَاتُوا فِيكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي فَيَقُولُونَ تَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ وَأَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ

“Malaikat saling bergantian dalam mengawasi kalian semua pada waktu malam, dan juga malaikat pengawas di waktu siang, mereka berkumpul pada waktu shalat Shubuh dan shalat Ashar. Kemudian malaikat yang berjaga malam hari naik, lalu Allah bertanya kepada mereka tentang hamba-hamba-Nya sedangkan Allah lebih tahu keadaan mereka, “Bagaimana keadaan hamba-hamba-Ku ketika kalian tinggalkan? Maka para malaikat menjawab, “Kami tinggalkan mereka dalam keadaan shalat, dan ketika kami datang mereka pun juga sedang dalam keadaan shalat.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

3- Allah Bersumpah dengan Waktu Fajar
Allah swt bersumpah dengan menggunakan waktu itu, Dia berfirman, “Demi fajar, dan malam yang sepuluh.” (al-Fajr:1-2)

4- Mendapatkan kebaikan yang lebih besar dari kebaikan dunia

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

“Dua raka’at Fajar (sebelum Shubuh) lebih baik daripada dunia seisinya.” (HR Muslim)

Jika kebaikan dunia dengan segala isinya tidak dapat menyamai dua rakaat sebelum Shubuh maka bagaimana lagi jika ditambah dengan ibadah yang lain. Jika begitu kenapa kita (dan saya sendiri) masih terasa berat untuk mengangkat selembar selimut? Apakah kehangatan selimut begitu nikmat dibanding dengan syurga yang Allah janjikan....Ayo, kita saling bantu untuk melawan serangan rasa kantuk, dingin, rasa malas dan sejuta nafsu yang menghalangi kita (dan saya pribadi) untuk menggapai kemuliaan yang Allah janjikan!

2 komentar:

  1. selimut itu akan menjadi berat untuk disisihkan
    mata itu akan menjadi berat untuk dibuka
    tangan itu akan menajdi berat untuk memberi pertolongan
    karena setan2 bergayutan memberati semua hal yang baik2

    BalasHapus
  2. @attaya:
    betul sekali,Friend.Kebaikan yang keciiil aja dianggap menyusahkan. Sdg dosa yang besar, dianggap sbg kesalahan yg sepele.ada tips,biar mudah bangun shubuh?

    BalasHapus

Suka atau Tidak Suka, Kasih Komentar yaaa...