Sabtu, 21 Maret 2009

Apa Nama Perasaan Ini?

Wanita itu menghadap cermin
Sisa air mata masih menggelayut di bulu matanya yang lentik
Dua buah butir air matapun belum selesai mengalir melewati dagunya
Mereka berkumpul di ujung bibir, seakan menunggu butiran air mata selanjutnya
Dengan punggung tangan, disekanya air mata itu.
Kedua matanya yang sembab dan memerah pertanda betapa lamanya wanita itu menangis. Wajahnya pucat, sepucat harapan cintanya
Sementara matahari yang biasanya garang
menjadi kelabu tertutup debu yang menari-nari di angkasa
Kemarin, musim panas telah kalah oleh gerimis yang turun
Seakan dia berlomba dengan air mata wanita itu
@ngin..... Kemana engkau gerangan?
Sehingga engkau tak mampu menyingkirkan awan mendung di hatimu
Sehingga engkau tak dapat mengikis butir airnya
sampai mengalami kondensasi
lalu, jatuh ke bumi
Entah......!
Bumimu pun tak mampu menerima rintikmu yang menggebu
Bumimu tak peduli dengan hantaman gerimismu di tanah berdebu
Yang tersisa hanya lelahmu
Yang tersisa hanya lemahmu
@ngin.... kaulah wanita itu
Bumi...kaulah bumimu itu
Entah apa tepatnya kaunamai perasaan ini
Selain dengan Kepedihan
Kekecewaan
Merana dan Nelangsa
Hingga gerimis dan air matamu habis
Entah apa jawaban Bumi....
@ngin, kau teruskan saja air yang menguap itu ke langit
Berharap penghuni 'Arsy mendengar rintihan doamu
Tak akan Dia biarkan tanganmu pulang dengan tangan kosong....

1 komentar:

  1. wah...nyoba ngeraba2 makna puisi ini, tapi ttp ga bisa sok tau :D
    apa pun itu, semoga berujung dg yg terbaik ya. aku ikut sniff sniff nih bacanya :')

    BalasHapus

Suka atau Tidak Suka, Kasih Komentar yaaa...