Minggu, 25 Januari 2009

MY SPECIAL MOMENT TODAY...



Hi hi hi (belum lagi salam kok udah ngikik)

Assalamualaikum
Friends...Hari ini @ngin dan Bumi bener-bener wasting time banget sih. Jadi pingin ketawa deh. Kalau tau bakal gini, mending tadi di rumah aza. Habis sarapan n baca2 berita trus tidur deh. Dasarrr ratu alias Raja Turu(tidur)!. He he he. Coz, kami berdua enggak tau beberapa hari ini begadang terus...Sedangkan hari-hari yang akan kami lalui lumayan berat. Jadi kapan lagi kami ngumpulin tenaga buat menghadapi hari yang melelahkan ini.

Ceritanya nih... Bumi ke kantor Auqof dalam rangka untuk meminta izin cuti emergency. Sekitar dua hari yang lalu, suami sibuk menulis surat izinnya. Segala kalimat indah nan sopan beliau susun demi mendapatkan kelunakan hati sang pemberi izin. Pagi tadi, kami berdua dengan semangat 45 menerobos pagi. Tujuannya ya kantor Auqof (semacam Depag Qatar).

"Bismillaahirahmaanirrahiim...Doain ya dek, biar petugasnya ada. Biar mereka mau kasih izin abang buat cuti", pamit Bumi.

"Ho-oh bang. Kudoakan semoga hati mereka mencair begitu membaca surat dari abang. Kusertakan saputangan merah putih ini sebagai penyeka keringat dinginmu, wahai suamiku"

Halah-halah...dialog kayak gitu enggak ada deh kayaknya?. Lagian, sebuah penghinaan kalau merah putih dijadiin sekedar penghapus keringat. Saya tuntut ke pengadilan atas nama pencemaran sang Saka Merah Putih! <--- kata Aliansi Kebangsaan Pecinta Bendera Bangsa. Wedewww, please deh!

Akhirnya, dengan H2C alias Harap-Harap Cemas suami masuk ke ruang petugas. Udah basa-basi sana-sini, eh ternyata enggak boleh pake surat. Harusnya pake telepon. Aduh, aneh amat sih peraturannya. Biasanya khan kalau hal-hal semacam permohonan, si pemohon harus berhadapan langsung dengan yang dimintai mohon (awas, jangan bingung ya). Lha, ini kok malah suruh lewat telepon sih. Takut diancam sama pemohon ya? He he he. Apalagi kalau jenis izin cutinya adalah emergency, masak dilayani cuman lewat telepon aja.

Akhirnya dengan segenap kedongkolan yang ada di dada, suami ke kamar mandi. Bukan mau memaki-maki dinding kamar mandi, tapi memanfaatkan dinding kamar mandi yang bisu.

Dengan sigap diambilnya telepon dari dalam sakunya. Lalu dengan santainya menelepon pihak petugas. Ha ha ha. Pokoknya kami rasa, aneh and tetep aneh deh kebijakannya.

Terus, hal kedua yang membuat kita pingin ketawa adalah kejadian di Hamad Hospital.

Kisahnya begini... Setelah suami selesai dari urusan kantornya, dengan serta merta kami menuju Hamad Hospital. Karena kesiangan (hampir jam 9), kami enggak dapat parkir. Kendaraan bersliweran sana-sini. Banyak pula yang parkir dibelakang mobil orang karena tidak mendapatkan parkiran.

Akhirnya, saya di drop di depan pintu OPD (out patient dept). Buru-buru saya masuk ke station 2, klinik dimana Dr Shahatta praktek. Wahhh...kulihat ibu-ibu yang rata-rata berumur diatas 30 tahun sedang antri buat ketemu dokter. Berdasarkan info administrasi, katanya @nginlah pasien yang termuda (cieee...sok berasa muda).

Mau langsung nyerobot enggak enak, soalnya merusak tatanan budaya per-ngantrian. He he he.

Tapi, kalau dipikir-pikir saya khan bukan buat treatment. Tapi keperluannya kali ini adalah ingin meminta izin buat menunda program kami dikarenakan kesehatan mama saya yang sedang kurang baik, so harus pulang dahulu.

Akhirnya @ngin memutuskan tuk menelepon bagian administrasi. Alhamdulillah, enggak berapa lama ada jawaban dari seberang. Saya yakin itu suaranya Ms Wilma, suster Filipina yang selama ini membantu saya.

@ngin bilang,"it seems I will stop my IVF for a while first. Saya kemukakan alasannya, bahwa saya harus kembali ke Indonesia untuk merawat mama saya.

"it is really hard to pause our program, but I must return to Indonesia, to kind to parents..."

Kulihat pintu klinik terbuka. Iseng-iseng kuintip, ternyata hanya ada Dokter wanita arab yang saya belum tahu namanya (beliau satu tim dengan Dr Shahatta).

Tok tok tok...Assalamualaikum. May I come in? Suster Wilma bingung. "lho...kok tiba-tiba ada disini? Kenapa enggak masuk aja dari tadi". Saya nyengir aja. Katanya, untuk menunda program ini tidak mengapa. Kapanpun saya datang, langsung berjumpa dengan dia dan tim dokter. Yang penting sekarang adalah ibu anda membutuhkan dukungan dari anda, kata dokter perempuan itu. Saya ucapkan banyak terima kasih atas kerja sama mereka.

Sebelum saya pergi, suster Wilma bilang bahwa untuk keperluan non medic, saya bisa mengontaknya lewat telepon. Termasuk hal ini.

Waahhh...padahal di dalam klinik tadi cuman membutuhkan waktu kurang dari 5 menit.

Pulangnya, jalur macet menanti kami. Hikssss... Kasihan suami yang nyetir. Pasti capek buanget ya...Coba kalau tadi lewat telepon aja, enggak usah datang kesini....

Jadi intinya adalah salah teknis. @ngin dan Bumi sama-sama nyesal, kok kesalahan kita sama ya....? He he he (husyyy...salah kok nyengir?).

Gitu dehhh...Dont waste your time...

Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Suka atau Tidak Suka, Kasih Komentar yaaa...