Minggu, 06 September 2009

ADA ALQURAN DIHATIKU

Assalamualaikum Friends...
Alhamdulillah... saat ini saya masih diberi nafas untuk menikmati indahnya Ramadhan. Bulan pensucian jiwa, bulan penuh ampunan dan rahmat dan juga bulan dimana Alquran diturunkan.
"(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)...(QS 2:185)
Saat berpuasa biasanya Friends habiskan dengan apa nih? Apakah bekerja bagi para pekerja professional. Membereskan pekerjaan rumah tangga dan menata rumah bagi para ibu rumah tangga. Belajar sebanyak-banyaknya bagi para penuntut ilmu... Ya, itu adalah kegiatan rutin yang dilakukan oleh masing-masing "profesi". Namun semoga di bulan Ramadhan ini ada sesuatu yang berbeda, yang jarang atau susah kita lakukan di bulan selainnya.
Ramadhan memang bulan yang special. Mungkin kita dengan mudahnya meluahkan amarah jika tersinggung atau ada yang tidak berkenan. Tapi di bulan Ramadhan kita berusaha keras untuk menahannya. "saya sedang berpuasa", ucapkan itu jika ada orang yang mengajak kita untuk berdebat kusir, membantunya dalam kebohongan atau kemaksiatan. Dari Abu Hurairaoh ra:....-pada hari ketika kamu puasa janganlah berbuat keji, jangan berteriak-teriak (pertengkaran), apabila seorang memakinya sedang ia puasa maka hendaklah ia katakan: "sesungguhnya saya sedang puasa" -....
Ramadhan juga disebut sebagai Syahrul Quran karena pada bulan itu Alquran diturunkan (Nuzulul Quran). Dan atas dasar itulah kita sering menjumpai peringatan Nuzulul Quran hampir disetiap daerah. Sebetulnya, banyak sekali pendapat yang menyelisih tentang kapan Alquran diturunkan.
Pertama: Pendapat yang mengatakan bahwa Nuzulul Qur’an itu ada pada bulan Rabiul Awwal. Masalah kapan tanggalnya, hal ini pun pecah menjadi 3 pendapat lagi:ada yang mengatakan awal Rabiul Awwal, ada yang mengatakan tanggal 8 Rabiul Awwal dan ada pula yang mengatakan tanggal 18 Rabiul Awwal (yang terakhir ini diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiallaahu anhu).
Kedua: Pendapat yang mengatakan bahwa Nuzulul Qur’an itu pada bulan Rajab. Inipun pendapatnya terpecah menjadi dua: ada yang mengatakan tanggal 17 Rajab dan ada yang mengatakan tanggal 27 Rajab (hal ini diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu -lihat Mukhtashar Siratir Rasul, Syaikh Abdullah bin Muhammad bin Abdul Wahhab An-Najdy, hal.75 -).
Ketiga: Pendapat yang mengatakan bahwa Nuzulul Qur’an itu pada bulan Ramadhan. Dalilnya sangat jelas; Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, artinya,“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an” (Al-Baqarah:185 ). Dan Allah berfirman, artinya, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan” (Al-Qadr :1).
Pendapat ini juga beragam, sebab ada yang meyakini Alquran turun pada hari Senin (pada tahun itu adalah tanggal7 ,14 , 21 dan28 ). Ada yang mengisahkan kalau Alquran turun pertama kali pada 17Ramadhan yang diriwayatkan dari sahabat Al-Bara’ bin Azib dan dipilih oleh Ibnu Ishaq, kemudian oleh Ustadz Muhammad Huzhari Bik. Pendapat 21Ramadhan dipilih oleh Syekh Al-Mubarakfuriy, karena Lailatul Qadr ada pada malam ganjil.
Begitu dehhh.. mengingat ada banyak perbedaan kapan Alquran itu diturunkan, maka memperingati peristiwa turunnya Al-Qur’an pertama kali tidaklah sangat penting, sebab di samping hal itu tidak dicontohkan oleh Rasulullah, para sahabatnya dan para tabi’in, Al-Qur’an diturunkan tidaklah untuk diperingati tetapi untuk memperingatkan kita.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan, artinya: “Alif Lam Mim Shaad. Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir) dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman” (Al-A’raaf:1-2).
Maaf buat yang pro-kontra masalah perayaan Nuzulul Quran... Terlepas dari itu, yang terpenting adalah bagaimana kita berinteraksi dengan Alquran. Tidak hanya di bulan Ramadhan saja tetapi juga disepanjang kehidupan kita. Berwudhu sebelum tilawah, karena tilawah tergolong dzikir yang paling utama (meskipun boleh tilawah tanpa berwudhu). Bacalah di tempat yang bersih dan berpakaian yang sopan. Membaca dengan khusyk, yaitu menghadirkan hati. Tidak sekedar membaca untuk mengejar target khatam (ugh...seperti saya nih, Astaghfirullah). Jika kita pernah mengikuti lomba menyanyi, pasti kita kerahkan suara termerdu yang pernah kita miliki. Kenapa tidak dilakukan ketika kita membaca Alquran? Bacalah dengan suara dan irama yang indah tanpa menghilangkan kaidah tajwidnya. Sering saya dengar, suara dan iramanya sangat indah.. Namun terkadang yang seharusnya tidak didengungkan atau dipanjangkan menjadi sebaliknya karena mengutamakan keindahan irama/lagu. Allah memerintahkan kita untuk membaca Alquran dengan tartil:"Dan bacalah Al Quran dengan perlahan-lahan” (QS 73 : 4).
Rasulullah bersabda :
“Baca dan meningkatlah dan bacalah secara tartil. Sesungguhnya kedudukanmu (di Surga) sesuai dengan ayat terakhir yang engkau baca”.
Tartil adalah memperjelas bacaan/pengucapan huruf-huruf Alquran sesuai dengan tajwid, tidak terlalu cepat dan juga tidak terlalu lambat. Kalau terlalu cepat, huruf yang seharusnya dibaca panjang atau mendengung menjadi pendek atau tidak mendengung. Kalau terlalu lambat, akan terjadi sebaliknya.
“Sesungguhnya rumah itu akan terasa luas bagi penghuninya, akan didatangi malaikat, dijauhi syaitan dan akan membanjir pula di dalamnya kebaikan, jika dibacakan Al Quran di dalamnya. Sebaliknya, rumah itu akan terasa sempit bagi penghuninya, akan dijauhi malaikat, serta tidak banyak kebaikan jika tidak dibacakan Al Quran di dalamnya” (HR Ad Darimi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Suka atau Tidak Suka, Kasih Komentar yaaa...