Selasa, 14 Juli 2009

KADO UNTUK SUAMIKU



Assalamualaikum Friends...
Hari ini, aku sangat memikirkannya. Sebuah sosok yang ketika aku berjumpa dengannya untuk pertama kali, serasa pernah melihat wajahnya di masa lampau. Bukan berarti aku menganut paham reinkarnasi...Tapi sosoknya mengingatkanku pada almarhum kakek buyut. Tipe bentuk wajahnya yang memanjang, hidungnya yang mancung dan jenggot yang lebat. "Masya Allah, dia mirip dengan kakek buyut", kata almarhumah mama ketika beliau melihat dirinya. Aku tak yakin untuk mengatakan bahwa saat itu langsung jatuh cinta. Cinta kelak akan datang seiring berjalannya interaksi yang baik diantara kami. Allah akan meniupkan rasa cinta kasih yang murni ketika kami sudah mengikatkan diri dengan pernikahan. Sebuah perjanjian yang berat (mitsaqon ghalizo) antara suami-istri, Allah, keluarga kedua mempelai dan kepada tatanan sosial yang ada.
Sebagaimana tidak sempurnanya diriku, maka engkau-suamiku juga tidak sempurna. Aku bukanlah Ummul Mukminin Khadijah ra, yang hatinya penuh keikhlasan dan kemuliaan. Bukan pula seperti Aisyah ra, yang cerdas dan bertaqwa. Apalagi Fathimah binti Muhammad, yang sangat tabah menjalani hari-hari penuh ujian dari Allah. Aku adalah wanita yang lahir pada akhir zaman, dimana godaan mengepung dari berbagai sudut. Namun, wanita yang engkau nikahi ini tetap memimpikan Jannatul Firdaus. Dan aku tidak mampu menggapainya jika berjuang sendirian. Tentunya diriku yang lemah ini butuh bimbingan dari engkau, wahai suamiku.
Sedangkan engkau, wahai suamiku...Tidak sesempurna Muhammad SAW. Tidak setaqwa Ibrohim as, pun tidak setabah Ayyub as. Engkau juga tidak segagah Musa as, tidak dapat menyamai kesetiaannya Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali. Engkau hanya laki-laki akhir zaman, yang Allah ciptakan dengan naluri pejuangannya sendiri untuk mencapai Jannatul Firdaus.
Suamiku...aku bangga sekali dengan dirimu apa adanya. Engkau mencintaiku dengan caranya sendiri. Meski gaya bicara engkau tidak selembut pria-pria keraton Jawa, tapi cukuplah hatimu yang lembut itu untukku. Meski engkau tidak seromantis pria-pria Barat. Pria yang tiba-tiba datang dengan bunga dibelakang punggung, yang akan kemudian diberikan kepadaku saat aku cemberut. Pria yang tiba-tiba memberikan coklat ketika aku merajuk. Pria yang mengalungkan permata dileher saat aku marah kepadanya. Tapi cukuplah perhatian dan pedulimu yang besar itu kepadaku.
Engkau mencintaiku dengan caramu sendiri. Meledekku saat aku menangis tergugu (padahal, yang aku inginkan saat itu adalah engkau menghiburku dengan kata-kata menyejukan, diiringi pelukan yang menenangkan). Mengucapkan kata-kata cinta saat aku menanyakan "abang cinta dedek nggak sih?". Tapi yang engkau ucapkan "yes, I love me-myself)" atau "Yes, You love me". Uhhh, harusnya-"yes, I love you".
Engkau menemaniku berbelanja. Kadang menemaniku saat memasak. Membeli es krim atau kue mungil saat aku sakit atau BeTe. Mengajakku makan diluar lebih dari satu kali dalam seminggu (ah, abang tahu kalau aku lagi malas masak). Membawaku ke tempat-tempat yang menyenangkan.
Engkau membelikanku sebuah laptop saat pertama kali aku tiba di Qatar (biar tidak kesepian, alasan beliau). Saat my last 20-an di ultah kemarin, engkau membelikan N95 8GB (wahhh, serasa HP-ku lah yang paling bagus diantara teman-teman). Saat ultah pernikahan, engkau membelikan sepeda statis agar kita giat berolahraga. Begitu banyak hadiah yang sudah engkau beri. Sepatutnya, seorang suami memang memberi hadiah kepada istrinya, jawab beliau. Tapi, tahukah abang bawah abang memberi hadiah pada moment yang tepat. Begitu banyak, sampai aku tidak mampu lagi menyebutkannya...
Terima kasih atas segala cintamu kepadaku. Cinta yang menurut engkau sederhana, tapi sangat mewah bagi diriku ini. Terima kasih atas pedih perihnya dalam mendapingiku, wanita yang tidak sempurna ini. Maafkan atas kekecewaan yang telah aku beri. Maafkan atas luka yang mungkin aku goreskan dihatimu. Namun percayalah....tidak ada wanita lain yang mencintai seperti aku mencintai engkau. Ya, akupun mencintai engkau dengan caraku sendiri...
Kini, pada moment yang tepat ini aku ingin memberikan sebuah hadiah yang tak biasa.
-------------------------------------------------------------------------------------
Yang aku tahu
Cinta sempurna hanya milik Allah
Dengan kesempurnaan cintanya
Allah mengasihi seluruh mahluk

Yang aku tahu
Cintaku tidak sepenuh yang engkau bayangkan
Namun, tiap detik aku berusaha mengisinya agar menjadi penuh
Sampai engkau tidak mampu lagi menampungnya

Yang aku tahu
Kita memang bukan pasangan yang mulia dan taqwa seperti Muhammad-Khadijah
Setabah Ibrohim dan Hajar-Sarah
Kita hanyalah pasangan akhir zaman
Yang berusaha untuk mencapai syurga-Nya
bersama-sama
berumah tangga hingga ke Syurga

-------------------------------------------------------------------------------------
SELAMAT ULANG TAHUN, SUAMIKU
14-Juli-2009
Semoga Allah senantiasa mengampuni engkau. Meridhoi engkau dan memberkati setiap tarikan nafas engkau...
Dengan rahmat Allah, semoga kita berumah tangga hingga ke syurga
Amiin ya Rabbal 'aalamiin

---> Izinkan saya menggunakan bahasa "aku". Karena moment ini adalah milik aku, biar terkesan ke"akuannya" ya... (galak sedikit gak apa-apa tho?)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Suka atau Tidak Suka, Kasih Komentar yaaa...