Kamis, 02 April 2009

MY MOM'S DIARY


Wanita Bergelar Mama


Assalamualaikum Friends...

Ketika saya menuangkan cerita ini, air mata menetes perlahan. Terbayang oleh saya betapa besar cinta beliau kepada kami, bapak kami, keluarga serta orang-orang yang beliau kenal. Sebelum shubuh sudah membasuh tubuhnya dengan air suci. Dikenakannya mukenah terusan, lalu dihamparkannya sajadah coklat bergambar Ka'bah krem. Saya ingat, saat kedua tangannya diangkat setinggi telinga lalu meletakkan tangan kiri diatas dada, disusul dengan tangan kanan diatas yang kiri. Bibir mungilnya bergerak melafalkan kata-kata indah. Dan saya tidak yakin apakah air yang menetes itu adalah air mata atau sisa dari air wudlu. Saat itu, saya hanya menarik selimut. Pura-pura tidak mendengar isakan beliau. Dada saya berdegup kencang, ada rasa khawatir yang menyelinap. Adakah yang menyakiti hati beliau? Adakah yang membuat risau hatinya yang penuh cinta kasih itu? Saat itu, saya hanya anak perempuan belasan tahun yang belum sensitif terhadap keadaan.
Azan shubuh menjelang, mulai satu dua penghuni rumah kami kelihatan "pergerakannya". Kebiasaan jemaah shubuh di masjid begitu ditekankan oleh orang tua, sehingga kami secara otomatis tergerak sendiri untuk memenuhi panggilan Illahi. Belum lagi rumah kami yang begitu dekat (hanya berjarak 2 meter-an) dengan masjid. Halaman rumah kami adalah halaman masjid, dan halaman masjid adalah halaman rumah kami. Pendek kata, tidak ada alasan buat kami untuk tidak ke masjid.
Saya lihat wajah mama ceria seperti biasa, jauh dari kesan seperti habis mengeluarkan air mata. Dengan cekatan disiapkannya sarapan pagi, meski lauknya mama beli di warung. Beliau juga sempat mencuci baju, menjemurnya dan melakukan aktifitas lainnya selayaknya seorang ibu RT. Sedang saya hanya "kebagian" menyapu lantai, mengepel dan menyiram tanaman.
"makan yang banyak, nanti mau extrakurikuler Pramuka khan?", saya tersenyum sambil menyendok nasi.
"bawa mukenah aja biar enggak kelamaan ngantri dengan kawan-kawan" usul beliau. Saya sering bercerita bahwa betapa lamanya harus mengantri untuk menggunakan mukenah musholla sekolah. Belum lagi bau serta warnanya yang aduhai...bisa bikin muntah (sorry kalau jijik).
Masih banyak sekali bentuk kasih sayang dari mama. Seorang wanita yang orang mengenalnya sebagai Super Woman. Yang masih sempat memimpin sebuah arisan PKK, disamping tugas utamanya sebagai ratu rumah tangga. Masih sempat membersamai para tetangga yang datang silih berganti untuk sekedar berbagi cerita atau tukar pendapat, disamping mengurusi bisnis kecilnya. Sebuah bisnis yang nantinya akan menjadi sumber utama pahala beliau. Ya, ketika usaha bapak mengalami collaps maka bisnis kecil mama berubah menjadi bisnis besar yang mampu mengantarkan kelima anak-anaknya menuju cita-cita.
Mama, wanita itu memang tidak sempat mengungkapkan kata I LOVE YOU kepada kami (seperti kebanyakan orang tua zaman sekarang). Wanita yang tidak sempat menghadiahkan pesta ulang tahun yang ke17 kepada kami (seperti yang dilakukan orang tua zaman sekarang). Tapi kami tidak membutuhkan itu. Semua yang kami butuhkan telah beliau berikan, hingga tak mampu saya sebutkan.
Tatapan mata itu, masih seperti yang dulu. Penuh cinta dan kesungguhan untuk memberikan kebahagiaan untuk kami. Meski kini kami tidak bisa lagi menikmati wajah teduh dan senyum tulus beliau. Meski hanya foto yang kami pandang, cukuplah ia yang berbicara. Betapa perkasanya mama kami. Usia yang dilaluinya penuh dengan kemuliaan, Insya Allah. Cinta kami padamu, mama...kami wujudkan dalam doa panjang. Semoga Allah membukakan pintu gerbang Syurga yang paling tinggi. Mempersilahkan engkau sebagai wanita mulia untuk menghuni serta mengecapi kenikmatan sebagai buah ketaatan di dunia sebelumnya.
Mari mama...kami antar engkau kepada-Nya dengan doa...Tak terasa, air mata ini menetes perlahan...Terbayang oleh saya betapa besar cinta beliau kepada kami, bapak kami, keluarga serta orang-orang yang beliau kenal....

1 komentar:

  1. dan air mata saya ikut menggenang membaca tulisan ini...
    semoga Allah memberikan tempat termulia utk orangtua kita, di dunia, di alam barzah, di padang masyar, mau pun di akhirat kelak, amin..

    BalasHapus

Suka atau Tidak Suka, Kasih Komentar yaaa...