Assalamualaikum Friends...Mohon maaf Friends, kucuran cerita dari @ngin terpaksa beberapa hari lalu terhenti.Tak lain dan tak bukan adalah karena beberapa kesibukan yang datang mendadak alias tidak teragendakan.'Ala kulli hal, Alhamdulillah deh...diberi nikmat, maka wajib bersyukur.Kalau diuji dengan cobaan, kita wajib bersabar...
Tahu enggak Friends... Malaysia pernah heboh hantu durian lho. Di rumah kami, sehari-hari juga heboh oleh hantu durian.Untung hantunya ga serem tuh... Jadi kita ketawa-ketiwi aja kalau ngelihat hantu itu.Kulitnya berwarna merah, larinya sangaaat kencang.Tapi tingginya tak lebih dari Upin dan Ipin.Yang ketemu pertama kali dengan hantu durian itu ya Upin-Ipin dan Rajoo.Kalau mau lihat kayak apa penampakan hantu itu,lihat di Upin and Ipin the Movie:Geng Pengembaraan Bermula.Hihihihi..
Pasca Iedul Fitri, kerinduan terhadap makanan Indonesia begitu menggebu.Lontong sayur sudah dilahap, bakso dan mie ayam sudah disantap.Rendang dan gulai juga sudah disergapppp!.Tapi kerinduan itu belum juga pudar,malah menjadi-jadi ketika kami melihat bongkahan durian montong(apa tuh istilahnya...pokoknya durian bangkok gitu deh) ndaprok di LULU Hypermarket.
Dari bentuknya sih memang durian betulan(emang ada durian jadi-jadian apa?).Cuman baunya enggak seharum durian di Indonesia.Hihihi.Kami beli sebuah aja karena takut nasibnya sama dengan yang dulu(mengkal dan jelas enggak manis).Begitu sampai dirumah,Bumi langsung mengambil sebilah golok dan menyobeknya dengan hati-hati.Mau pake istilah "belah duren" males keingetan si Jupe (iiihhh...enggak penting BGT sih keingetan mahluk aneh itu!).Melihat buahnya yang tebal dan putihhh kekuningan, saya menjerittt:Subhanallah ...alamaaak...!!! Muanizzz meski enggak selembut es krim, dan agak dingin serta keras sedikit.Rupanya kami salah startegi nih, harusnya didiamkan dulu semalaman diluar kulkas biar efek dinginnya tak mengurangi kelezatan rasanya.Akhirnya, pagi itu kami sikat durian yang sudah melembut dan lebih manis dari semalam.Ini baru best,kata Upin dan Ipin.
Sejak saat itu, naluri berburu durian semakin menggelora.Suami rajin ke LULU demi mengintai durian yang diimport dari Thailand.Tak tanggung-tanggung, ditangan beliau tertenteng dua buah durian(/kg 19 riyal).Dua durian itu kira-kira 100 riyal atau 270.00o rupiah.Sempat juga kepikiran betapa mahalnya durian itu.Kenapa kami belanjain uang segitu besarnya cuman tuk merasakan sesuatu yang sudah dirasakan.Uang segitu bisa buat belanja banyak kebutuhan tuk orang kampung, dialogku dalam hati.Andai apa yang dikatakan hati sanubari saya menyelinap sebelumnya, pasti deh enggak jadi menenteng durian inport itu.Tapi penyesalan datang terlambat... Dan akan lebih menyesal lagi kalau duriannya enggak jadi dimakan.Hiiihihi.Mengingat cost living di Qatar gede banget...Jadi wajarlah harga segitu untuk buah yang lezaaatt dan import pula(sahut sisi hati saya yang lain).
Rencananya,sebuah durian khusus untuk Bumi dan sebuah lagi untuk dirikyuu ini.. Selidik punya selidik,kok waktu dibanting bunyinya lain ya(Katanya,kalau dibanting bunyinya khas pertanda udah mateng).Singkatnya durian itu belum masak.Kami diamkan mereka dipojok dapur sambil dibungkus selembar kain,berharap cepat matang.Menghitung hari by KD,eh kok enggak mateng-mateng ya.2-3-4- sampaaaai seminggu.
Seminggu lewat sudah...Karena penasaran gimana penampilan dari durian montong ,dengan paksa kami sobek kulitnya yang tebal itu.@ngin menjerit lagi:aaaaahhhhh tidakkkk! Bukan "kematengan" yang kami dapatkan,tapi justru sebaliknya. Masih keras dan mulai membusuk pula.Kecewa oh kecewa yang kami dapatkan...
Padahal kami sudah berusaha keras tuk melihat gimana penampakan dari durian yang sudah lama kami peram.Berbekal peralatan ringan (obeng dan pisau dapur) serta peralatan berat(golok dan palu serta tang untuk menotok pisau biar lebih dalam sayatannya)
Sambil memandang durian busuk itu, hati kecil saya yang dulu protes dengan dibelunya durian tersebut bersorak.Tuh khannnn,apa gue bilang! Berlebih-lebihan sih...! Kemarin khan udah cukup merasakan lezat dan manisnya durian! Cukuplah sekali,selebihnya nafsu yang tak puas-puas jika diperturutkan! (ihhh,kok bentak-bentak melulu sih).
Setelah melihat kenyataan yang ada, apakah suami masih bernafsu untuk memburu durian lagi?Entah jawab beliau.Alih-alih berburu kelezatan dan wangi aroma durian, malah dapatnya hantu durian(sebutan tuk durian busuk).Hhiihii..
Tahu enggak Friends... Malaysia pernah heboh hantu durian lho. Di rumah kami, sehari-hari juga heboh oleh hantu durian.Untung hantunya ga serem tuh... Jadi kita ketawa-ketiwi aja kalau ngelihat hantu itu.Kulitnya berwarna merah, larinya sangaaat kencang.Tapi tingginya tak lebih dari Upin dan Ipin.Yang ketemu pertama kali dengan hantu durian itu ya Upin-Ipin dan Rajoo.Kalau mau lihat kayak apa penampakan hantu itu,lihat di Upin and Ipin the Movie:Geng Pengembaraan Bermula.Hihihihi..
Pasca Iedul Fitri, kerinduan terhadap makanan Indonesia begitu menggebu.Lontong sayur sudah dilahap, bakso dan mie ayam sudah disantap.Rendang dan gulai juga sudah disergapppp!.Tapi kerinduan itu belum juga pudar,malah menjadi-jadi ketika kami melihat bongkahan durian montong(apa tuh istilahnya...pokoknya durian bangkok gitu deh) ndaprok di LULU Hypermarket.
Dari bentuknya sih memang durian betulan(emang ada durian jadi-jadian apa?).Cuman baunya enggak seharum durian di Indonesia.Hihihi.Kami beli sebuah aja karena takut nasibnya sama dengan yang dulu(mengkal dan jelas enggak manis).Begitu sampai dirumah,Bumi langsung mengambil sebilah golok dan menyobeknya dengan hati-hati.Mau pake istilah "belah duren" males keingetan si Jupe (iiihhh...enggak penting BGT sih keingetan mahluk aneh itu!).Melihat buahnya yang tebal dan putihhh kekuningan, saya menjerittt:Subhanallah ...alamaaak...!!! Muanizzz meski enggak selembut es krim, dan agak dingin serta keras sedikit.Rupanya kami salah startegi nih, harusnya didiamkan dulu semalaman diluar kulkas biar efek dinginnya tak mengurangi kelezatan rasanya.Akhirnya, pagi itu kami sikat durian yang sudah melembut dan lebih manis dari semalam.Ini baru best,kata Upin dan Ipin.Sejak saat itu, naluri berburu durian semakin menggelora.Suami rajin ke LULU demi mengintai durian yang diimport dari Thailand.Tak tanggung-tanggung, ditangan beliau tertenteng dua buah durian(/kg 19 riyal).Dua durian itu kira-kira 100 riyal atau 270.00o rupiah.Sempat juga kepikiran betapa mahalnya durian itu.Kenapa kami belanjain uang segitu besarnya cuman tuk merasakan sesuatu yang sudah dirasakan.Uang segitu bisa buat belanja banyak kebutuhan tuk orang kampung, dialogku dalam hati.Andai apa yang dikatakan hati sanubari saya menyelinap sebelumnya, pasti deh enggak jadi menenteng durian inport itu.Tapi penyesalan datang terlambat... Dan akan lebih menyesal lagi kalau duriannya enggak jadi dimakan.Hiiihihi.Mengingat cost living di Qatar gede banget...Jadi wajarlah harga segitu untuk buah yang lezaaatt dan import pula(sahut sisi hati saya yang lain).
Rencananya,sebuah durian khusus untuk Bumi dan sebuah lagi untuk dirikyuu ini.. Selidik punya selidik,kok waktu dibanting bunyinya lain ya(Katanya,kalau dibanting bunyinya khas pertanda udah mateng).Singkatnya durian itu belum masak.Kami diamkan mereka dipojok dapur sambil dibungkus selembar kain,berharap cepat matang.Menghitung hari by KD,eh kok enggak mateng-mateng ya.2-3-4- sampaaaai seminggu.
Seminggu lewat sudah...Karena penasaran gimana penampilan dari durian montong ,dengan paksa kami sobek kulitnya yang tebal itu.@ngin menjerit lagi:aaaaahhhhh tidakkkk! Bukan "kematengan" yang kami dapatkan,tapi justru sebaliknya. Masih keras dan mulai membusuk pula.Kecewa oh kecewa yang kami dapatkan...
Padahal kami sudah berusaha keras tuk melihat gimana penampakan dari durian yang sudah lama kami peram.Berbekal peralatan ringan (obeng dan pisau dapur) serta peralatan berat(golok dan palu serta tang untuk menotok pisau biar lebih dalam sayatannya)
Sambil memandang durian busuk itu, hati kecil saya yang dulu protes dengan dibelunya durian tersebut bersorak.Tuh khannnn,apa gue bilang! Berlebih-lebihan sih...! Kemarin khan udah cukup merasakan lezat dan manisnya durian! Cukuplah sekali,selebihnya nafsu yang tak puas-puas jika diperturutkan! (ihhh,kok bentak-bentak melulu sih).Setelah melihat kenyataan yang ada, apakah suami masih bernafsu untuk memburu durian lagi?Entah jawab beliau.Alih-alih berburu kelezatan dan wangi aroma durian, malah dapatnya hantu durian(sebutan tuk durian busuk).Hhiihii..
Hahahah...masa berburu durian kami telah berlalu mpok...selama bulan ramadhan kemaren, 3 apa 4 kali suami beli duren di lulu, sekali beli 3 biji...hihihi...tapi kita dah diwanti2 temen, jangan langsung dmakan, dieramin dulu mpe 2-3 ari...emang tuh ni duren wanginya kalah jauh dari durennya tanah aer...bikin kecele aja..kita juga sempet ga sabar bukanya eh ternyata belom masak, ditungguin lama eh malah busuk...unpredictable duren nihh...hahaha...gila dahh bayangin bulan puasa maren keblinger gara2 duren, atu ari pernah abes makan mie instant seafood bes tu makan duren, kebayang de setinggi apa kolesterol nya..gimana ga tambah keblinger coba?
BalasHapus@UmmuAbdurrahman:iya nih,dulu sempat kuciwa.kmrn coba2 lg kali aja nasib baik.ihhii.Yg pertama sih lumayan OK.tp sekalinya beli 2 biji(niatnya atu2),eh malah gak OK semuanya.Kuciwa lg dehh.Lain kali,nyok kita berburu sama2.siapa taku aku bs berguru gmn dapetin durian yang indehoyy alias montong betulan!
BalasHapus